BERKARYA DEMI ANAK BANGSA

Senin, 05 Agustus 2013

Dosa


17 macam dosa besar yg terletak pada badan kita


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbrfy3yix-Rvljl4Sqlqz7h7Qkn2dQq5I5Aqli61izF3jrugFEo3XGmCVNqGg8AyjcC37Q7HjSuHsvvPul_JWRl5Bzm7-SyDP76_mOv0BEStF1gH7jc0QwuZoYsdzt_aKJVrGq907FsQMC/s320/ygptng.jpg


"katakanlah : Hai hamba - hambaKu  yg melampaui batas terhadap diri meraka sendiri,janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa - dosa semuanya.sesungguhnya Dia_lah Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang". ( QS.Az Zumar :53 )


Empat  macam terletak dalam hati,yaitu :
  1. Menyekutukan sesuatu dg Allah Ta'ala.
  2. Terus mengekalkan perbuatan ma'siat/kemungkaran.
  3. Putus asa dari rahmat Allah.Swt.
  4. Merasa aman dari rencana siksa Allah Ta'ala.
Empat macam terletak lagi terletak di lisan/lidah,yaitu :
  1. Penyaksian dusta dan bathil.
  2. Menuduh seorang yg Muhshan ( tidak berzina ) di tuduh berzina.
  3. Melakukan perbuatan sihir.
  4. Sumpah palsu yakni sumpah yg berupa membenarkan sesuatu yg sebenarnya bahtil & menyalahkan sesuatu yang sebenarnya haq.
Tiga macam terletak dalam perut,yaitu :
  1. Minum - minuman keras ( yang memabukkan ).
  2. Makan harta anak yatim secara penganiayaan.
  3. Makan harta riba,sedangkan ia sendiri mengetahuinya.
Dua macam terletak pada kemaluan,yaitu :
  1. Zina ( bersetubuh antar lelaki  perempuan tanpa pernikahan ).
  2. Liwath ( bersetubuh antara dua jenis kelamin yg sama ).
Dua macam dalam kedua tangan,yaitu :
  1. Membunuh yang tanpa haq menurut syari'at islam.
  2. Mencuri atau pun korupsi (mencuri uang rakyat/negara ).
Satu macam pada kedua kaki,yaitu :
  1. Melarikan diri dari medan perang,yaitu jika seorang muslim menghadapi dua orang kafir,atau sepuluh orang muslim menghadapi dua puluh orang kafir.
Satu macam lagi terletak diselruh badan,yaitu :
  1. Berani/durhaka terhadap kedua orang tua & orang-orang tua  yang mengajarkan kita.

CABANG IMAN


77 Cabang Iman
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Iman itu memiliki tujuh puluh cabang (riwayat lain tujuh puluh tujuh cabang) dan yang paling utama ialah Laa ilaaha illa Allah, dan yang terendah ialah mebuang duri dari jalan. Dan malu juga merupakan salah satu cabang iman.” (Ashhabus Sittah).
Banyak ahli hadits yang menulis risalah mengenai cabang iman di antaranya ialah : Abu Abdillah Halimi rah a dalam Fawaidul Minhaj, Imam Baihaqi rah a dalam Syu’bul Iman, Syaikh Abdul Jalil rah a dalam Syu’bul Iman, Ishaq bin Qurthubi rah a dalam An Nashaih, dan Imam Abu Hatim rah a dalam Washful Iman wa Syu’buhu.
Para pensyarah kitab Bukhari rah a menjelaskan serta mengumpulkan ringkasan masalah ini dalam kitab-kitab tersebut. Walhasil pada hakikatnya iman yang sempurna itu mempunyai 3 (tiga) bagian :
1.     Tashdiq bil Qalbi, yaitu meyakini dengan hati,
2.     Iqrar bil Lisan, mengucapkan dengan lisan, dan
3.     Amal bil Arkan, mengamalkan dengan anggota badan.
Cabang iman terbagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu yang berhubungan dengan :
1)      Niat, aqidah, dan amalan hati;
2)      Lidah; dan
3)      Seluruh anggota tubuh.
1.     Yang Berhubungan dengan Niat, Aqidah, dan Hati
1)      Beriman kepada Allah, kepada Dzat-Nya, dan segala sifat-Nya, meyakini bahwa Allah adalah Maha Suci, Esa, dan tiada bandingan serta perumpamaannya.
2)      Selain Allah semuanya adalah ciptaan-Nya. Dialah yang Esa.
3)      Beriman kepada para malaikat.
4)      Beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya.
5)      Beriman kepada para Rasul.
6)      Beriman kepada takdir yang baik maupun buruk, bahwa semua itu dating dari Allah.
7)      Beriman kepada hari Kiamat, termasuk siksa dan pertanyaan di dalam kubur, kehidupan setelah mati, hisab, penimbangan amal, dan menyeberangi shirat.
8)      Meyakini akan adanya Syurga dan Insya Allah semua mukmin akan memasukinya.
9)      Meyakini neraka dan siksanya yang sangat pedih untuk selamanya.
10)  Mencintai ALLAH
11)  Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah termasuk mencintai para sahabat, khususnya Muhajirin dan Anshar, juga keluarga Nabi Muhammad saw dan keturunannya.
12)  Mencintai Rasulullah saw, termasuk siapa saja yang memuliakan beliau, bershalawat atasnya, dan mengikuti sunnahnya.
13)  Ikhlash, tidak riya dalam beramal dan menjauhi nifaq.
14)  Bertaubat, menyesali dosa-dosanya dalam hati disertai janji tidak akan mengulanginya lagi.
15)  Takut kepada Allah.
16)  Selalu mengharap Rahmat Allah.
17)  Tidak berputus asa dari Rahmat Allah.
18)  Syukur.
19)  Menunaikan amanah.
20)  Sabar.
21)  Tawadhu dan menghormati yang lebih tua.
22)  Kasih saying, termasuk mencintai anak-anak kecil.
23)  Menerima dan ridha dengan apa yang telah ditakdirkan.
24)  Tawakkal.
25)  Meninggalkan sifat takabbur dan membanggakan diri, termasuk menundukkan hawa nafsu.
26)  Tidak dengki dan iri hati.
27)  Rasa malu.
28)  Tidak menjadi pemarah.
29)  Tidak menipu, termasuk tidak berburuk sangka dan tidak merencanakan keburukan atau maker kepada siapapun.
30)  Mengeluarkan segala cinta dunia dari hati, termasuk cinta harta dan pangkat.
2. Yang Berhubungan dengan Lidah
31)  Membaca kalimat Thayyibah.
32)  Membaca Al Quran yang suci.
33)  Menuntut ilmu.
34)  Mengajarkan ilmu.
35)  Berdoa.
36)  Dzikrullah, termasuk istighfar.
37)  Menghindari bicara sia-sia.
3. Yang berhubungan dengan Anggota Tubuh
38)  Bersuci. Termasuk kesucian badan, pakaian, dan tempat tinggal.
39)  Menjaga shalat. Termasuk shalat fardhu, sunnah, dan qadha’.
40)  Bersedekah. Termasuk zakat fitrah, zakat harta, member makan, memuliakan tamu, serta membebaskan hamba sahaya.
41)  Berpuasa, wajib maupun sunnah.
42)  Haji, fardhu maupun sunnah.
43)  Beriktikaf, termasuk mencari lailatul qadar di dalamnya.
44)  Menjaga agama dan meninggalkan rumah untuk berhijrah sementara waktu.
45)  Menyempurnakan nazar.
46)  Menyempurnakan sumpah.
47)  Menyempurnakan kifarah.
48)  Menutup aurat ketika shalat dan di luar shalat.
49)  Berkorban hewan, termasuk memperhatikan hewan korban yang akan disembelih dan menjaganya dengan baik.
50)  Mengurus jenazah.
51)  Menunaikan utang.
52)  Meluruskan mu’amalah dan meninggalkan riba.
53)  Bersaksi benar dan jujur, tidak menutupi kebenaran.
54)  Menikah untuk menghindari perbuatan keji dan haram.
55)  Menunaikan hak keluarga dan sanak kerabat, serta menunaikan hak hamba sahaya.
56)  Berbakti dan menunaikan hak orang tua.
57)  Mendidikan anak-anak dengan tarbiyah yang baik.
58)  Menjaga silaturrahmi.
59)  Taat kepada orang tua atau yang dituakan dalam agama.
60)  Menegakkan pemerintahan yang adil
61)  Mendukung jemaah yang bergerak di dalam kebenaran.
62)  Mentaati hakim (pemerintah) dengan syarat tidak melanggar syariat.
63)  Memperbaiki mu’amalah dengan sesama.
64)  Membantu orang lain dalam kebaikan.
65)  Amar makruh Nahi Mungkar.
66)  Menegakkan hukum Islam.
67)  Berjihad, termasuk menjaga perbatasan.
68)  Menunaikan amanah, termasuk mengeluarkan 1/5 harta rampasan perang.
69)  Memberi dan membayar utang.
70)  Memberikan hak tetangga dan memuliakannya.
71)  Mencari harta dengan cara yang halal.
72)  Menyumbangkan harta pada tempatnya, termasuk menghindari sifat boros dan kikir.
73)  Memberi dan menjawab salam.
74)  Mendoakan orang yang bersin.
75)  Menghindari perbuatan yang merugikan dan menyusahkan orang lain.
76)  Menghindari permainan dan senda gurau.
77)  Menjauhkan benda-benda yang mengganggu di jalan.





77 Cabang Iman

Ditulis oleh Abdur Rosyid   
Description: ImageIbarat sebuah pohon, iman itu memiliki cabang-cabang. Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah saw bersabda: “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan 'La ilaha illallah' (tauhid), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang iman." [HR. Bukhari, Muslim]
Diantara yang bisa kita pahami dari hadits tersebut adalah, bahwasanya cabang-cabang iman itu amat banyak. Angka-angka dalam hadits tersebut bisa kita pahami - tentu saja - secara literal, namun bisa juga kita pahami dengan makna "banyak". Wallahu a'lam. Hal lain yang bisa kita pahami dari hadits diatas adalah, bahwa cabang-cabang iman itu bertingkat-tingkat. Ada yang tinggi dan ada yang rendah.
Imam Al-Baihaqi, salah seorang terkemuka, mendaftar 77 cabang iman. Anda tinggal mencocokkan apakah semuanya ada dalam diri Anda. Ataukah masih banyak yang belum melekat pada diri Anda. Mari kita lihat apa sajakah ketujuh puluh tujuh cabang tersebut.
1.     Iman kepada Allah Azza wa Jalla
2.     Iman kepada para rasul Allah seluruhnya
3.     Iman kepada para malaikat
4.     Iman kepada Al-Qur’an dan segenap kitab suci yang telah diturunkan sebelumnya
5.     Iman bahwa qadar – yang baik ataupun yang buruk – adalah berasal dari Allah
6.     Iman kepada Hari Akhir
7.     Iman kepada Hari Berbangkit sesudah mati
8.     Iman kepada Hari Dikumpulkannya Manusia sesudah mereka dibangkitkan dari kubur
9.     Iman bahwa tempat kembalinya mukmin adalah Surga, dan bahwa tempat kembali orang kafir adalah Neraka
10.                        Iman kepada wajibnya mencintai Allah
11.                        Iman kepada wajibnya takut kepada Allah
12.                        Iman kepada wajibnya berharap kepada Allah
13.                        Iman kepada wajibnya tawakkal kepada Allah
14.                        Iman kepada wajibnya mencintai Nabi saw
15.                        Iman kepada wajibnya mengagungkan dan memuliakan Nabi saw
16.                        Cinta kepada din, sehingga ia lebih suka terbebas dari Neraka daripada kafir
17.                        Menuntut ilmu, yakni ilmu syar’i
18.                        Menyebarkan ilmu, berdasarkan firman Allah : “Agar engkau menjelaskannya kepada manusia dan tidak menyembunyikannya”
19.                        Mengagungkan Al-Qur’an, dengan cara mempelajari dan mengajarkannya, menjaga hukum-hukumnya, mengetahui halal haramnya, memuliakan para ahli dan huffazh-nya, serta takut pada ancaman-ancamannya
20.                        Thaharah
21.                        Sholat lima waktu
22.                        Zakat
23.                        Puasa
24.                        I’tikaf
25.                        Haji
26.                        Jihad
27.                        Menyusun kekuatan fii sabilillah
28.                        Tegar di hadapan musuh, tidak lari dari medan peperangan
29.                        Menunaikan khumus
30.                        Membebaskan budak dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah
31.                        Menunaikan kaffarat wajib : kaffarat pembunuhan, kaffarat zhihar, kaffarat sumpah, kaffarat bersetubuh di bulan Ramadhan ; demikian pula fidyah
32.                        Menepati akad
33.                        Mensyukuri nikmat Allah
34.                        Menjaga lisan
35.                        Menunaikan amanah
36.                        Tidak melakukan pembunuhan dan kejahatan terhadap jiwa manusia
37.                        Menjaga kemaluan dan kehormatan diri
38.                        Menjaga diri dari mengambil harta orang lain secara bathil
39.                        Menjauhi makanan dan minuman yang haram, serta bersikap wara’ dalam masalah tersebut
40.                        Menjauhi pakaian, perhiasan, dan perabotan yang diharamkan oleh Allah
41.                        Menjauhi permainan dan hal-hal sia-sia yang bertentangan dengan syariat Islam
42.                        Sederhana dalam penghidupan (nafkah) dan menjauhi harta yang tidak halal
43.                        Tidak benci, iri, dan dengki
44.                        Tidak menyakiti atau mengganggu manusia
45.                        Ikhlas dalam beramal karena Allah semata, dan tidak riya’
46.                        Senang dan bahagia dengan kebaikan, sedih dan menyesal dengan keburukan
47.                        Segera bertaubat ketika berbuat dosa
48.                        Berkurban : hadyu, idul adh-ha, aqiqah
49.                        Menaati ulul amri
50.                        Berpegang teguh pada jamaah
51.                        Menghukumi diantara manusia dengan adil
52.                        Amar ma’ruf nahi munkar
53.                        Tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa
54.                        Malu
55.                        Berbakti kepada kedua orang tua
56.                        Menyambung kekerabatan (silaturrahim)
57.                        Berakhlaq mulia
58.                        Berlaku ihsan kepada para budak
59.                        Budak yang menunaikan kewajibannya terhadap majikannya
60.                        Menunaikan kewajiban terhadap anak dan isteri
61.                        Mendekatkan diri kepada ahli din, mencintai mereka, dan menyebarkan salam diantara mereka
62.                        Menjawab salam
63.                        Mengunjungi orang yang sakit
64.                        Mensholati mayit yang beragama Islam
65.                        Mendoakan orang yang bersin
66.                        Menjauhkan diri dari orang-orang kafir dan para pembuat kerusakan, serta bersikap tegas terhadap mereka
67.                        Memuliakan tetangga
68.                        Memuliakan tamu
69.                        Menutupi kesalahan (dosa) orang lain
70.                        Sabar terhadap musibah ataupun kelezatan dan kesenangan
71.                        Zuhud dan tidak panjang angan-angan
72.                        Ghirah dan Kelemahlembutan
73.                        Berpaling dari perkara yang sia-sia
74.                        Berbuat yang terbaik
75.                        Menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua
76.                        Mendamaikan yang bersengketa
77.                        Mencintai sesuatu untuk saudaranya sebagaimana ia juga mencintainya untuk dirinya sendiri, dan membenci sesuatu untuk saudaranya sebagaimana ia juga membencinya untuk dirinya sendiri